Mobile Edition

Sabtu, 14 November 2009

Kurik Kundi

Setelah membaca berbagai review di media cetak akhirnya saya putuskan untuk membeli album ini. Tahun 2002, baru beberapa hari saja saya menjajakkan kaki di kota Jakarta, saya datangi sebuah hypermarket di Jalan MT Haryono untuk mencari album yang katanya adalah sebuah album yang istimewa.

Benar saja, album itu adalah salah satu album luar biasa menurut saya. Lagu-lagu di dalamnya sangat sarat akan nuansa melayu, baik dari penyanyinya, penciptanya, dan yang pasti garapan musiknya. Album ini disuarakan dengan prima oleh seorang Siti Nurhaliza, yang sekarang officially bernama Dato' Siti Nurhaliza.

Praktis hari itu, di kamar, kupingku tak lepas dari headphone, asyik sendiri dengan lagu-lagu dari album Sanggar Mustika ini. Tak bosan-bosan.

Ada banyak lagu yang enak dipakai buat joget, sebut saja Nirmala, Joget Senyum Memikat, Badarsila, Kurik Kundi, Syair Kamelia, dan Sulam Sembilan. Lagu-lagu bertempo cepat bernuansa melayu dengan iringan musik yang modern. Karena ini adalah album melayu maka sentuhan biola, akordion, gendang sangat kental di di semua lagu.


Lagu bercorak keroncong ada pada lagu Bisikan Hati. Ketika pertama saya dengarkan lagu ini ingatan saya tertuju pada gaya menyanyi Hetty Koes Endang. Mungkin memang itu referensi yang dipakai Siti Nurhaliza ketika menyanyikan lagu ini.

Lagu Bunga Melor karya P. Ramlee tak ketinggalan hadir di album ini. Lagu klasik yang versi jadulnya pernah saya dengar lewat suara Tiar Ramon, kali ini saya dengar lagi dengan tempo yang lebih cepat, tetap enak didengar.

Di Indonesia sendiri, lagu yang pada akhirnya ngetop pada album Sanggar Mustika ini adalah lagu Nirmala. Sering dibawakan Siti Nurhaliza bila sedang pentas di Indonesia, sesekali juga pernah dibawakan oleh Cici Paramida dan Siti KDI.

Apa lagu yang paling spesial buat saya di album ini? Hmm... susah bila harus memilih salah satu, karena semuanya bagus-bagus dan punya warna tersendiri. Baiklah, bila harus memilih, saya beri poin lebih pada lagu Kurik Kundi. Lagu ini bertempo cepat, riang, sarat lirik-lirik unik, kaya akan warna daerah, dan nada dasarnya yang berpindah-pindah dengan cantik di sepanjang lagu. Pak Ngah sebagai seorang yang sudah mumpuni membuat lagu melayu tak terbantahkan lagi eksistensinya dengan salah satu karyanya ini. Musiknya? Ini menarik juga. Irama musik minang dan alat musik dayak berpadu dalam lagu yang dilingkupi oleh aransemen modern. Betul-betul cerdas.

Saya berangan-angan, bila lagu ini dipentaskan, maka di panggung akan ada Siti Nurhaliza sebagai center, dikelilingi oleh beberapa kelompok pemain musik lengkap dengan peralatan musik yang merepresentasikan masing-masing negara bagian Malaysia.

Saya coba berbagi lirik lagu Kurik Kundi ini di tulisan ini. Tapi berhubung saya bukan orang Malaysia, dan tidak mengerti akan bahasa daerah setempat, maka agak sulit buat saya mendengarkan dengan tepat apa lirik yang diucapkan oleh Siti Nurhaliza dan para penyanyi latarnya. Terlalu asing. Bahkan lirik lagu yang disertakan pada kemasan kasetnya tidak menuliskan dengan lengkap lirik-lirik berbahasa daerah itu. Potongan lirik yang berupa bahasa daerah Malaysia di bawah ini adalah hasil googling, sisanya adalah hasil listening dari lagunya.

Ungkapan yang nge-hook dalam lirik lagu ini ada pada kata-kata "yang kurik kundi yang merah saga, baik budi indahlah bahasa". Ungkapan yang juga sangat lazim dalam budaya Minangkabau, yang diucapkan menjadi: Nan kuriak iyolah kundi, nan sirah iyolah sago. Nan baiak iyolah budi , nan indah iyolah baso.

Judul: Kurik Kundi
Pencipta: Pak Ngah/Nurul Asyiqin
Penyanyi: Siti Nurhaliza
Album: Sanggar Mustika
Tahun: 2002

[koor]
Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisar gaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan

[solo]
Teratak mahligai bak dipayung teduhnya
Bila budi melingkar anak asuhan
Adat yang lama berbudi berbahasa
Akar kehidupannya

[koor]
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya

[solo]
Berpantun seloka sambil menari canggung
Serentak melangkah rentak timur diarak
Gurau senda sopannya dijaga
Sepakat makin kukuh terikat

***logat utara***
[koor]
Hang dok pi hang dok mai
Lagu tu lagu mana
Pi sini pi sana depa menghela sakan
Awatlah dok kalut megah condong ke barat
Mai kita...

[solo]
Pakat tarik ramai-ramai
Biar ke timur condongnya

[koor]
Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisar gaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan

***Perak***
[solo]
Ada...O...ada E...bunyinya tidaklah serupa
Erti tidak berbeza
[koor]
Betui yong betui sungguh
Betui ape di kate

[solo]
Selembut tarian hoi...
Nak muda berlotah
Tutur bahasanya
[koor]
Maghi yop maghilah yong
Maghi kita memikio
Parit dengan kuala
Cakap tidak serupe...(ateh)

[solo]
Dihitung beratus-ratus bilangan
Digali beratus-ratus terpendam
Di lubuk yang mana tak terjangkau ingatan
Makin dibongkar makin banyak terpendam
Di sini ibunya

[koor]
Tersurat kurik itulah kundi
Tertulis merah itulah saga
Saga dalam lagu pada indah syairnya
Kundi dalam tarian indah lenggok tarinya
Aduhai indahnya...

***Negeri Sembilan***
[solo]
Mana usang diperbarui
Mana lapuk hai dikajangi
Mana elok dipakai ondeh dipakai
Kalau singkat cantik manis disambungkan...
Kalau panjang cantik manis mintak dikerat...

[koor]
Yo sungguh yo bonar
Kato sungguh dikato
[solo]
Muafakat ya tuan
Ibu adat di ondeh tidak dilupa

Tak boghodat ..minum tidak bergula
Tak bobudi.. pohon tidak berbuah
Tak boghodat.. minum tidak bergula
Tak bobudi...bagai pohon tidak berbuah

[koor]
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh...oh...oh...oh...
Pantun lama tinggi kiasannya

***Kelantan***
[solo]
Halus manis hai bila berkata
Hai lapek berkias molek sungguh lah wei
Santun lagunya wei merendah suara
Bagai berpayung wei rasa teduhnya

[koor]
Teghtek teghning oghe kito
Hok tu keno jago
Jange sapa berlete kale
Luar napok come jange dale ..hai
Habih kuca lembe
Luar napok come jange dale ..hai
habih kuca lembe

***Sabah***
[solo]
Membubutlah bayu
Lalu limpas siring semalu
Mengalai bagai tari sesuku
Tari sesuku

***Sarawak***
[koor]
Selembut madah begitu taghi
Sek ada sakit ghasa di hati
Kame` nyambut madah tuan hulurkan
Kita` nyambut madah kame` hulurkan

[koor]
Nak berkabar tingginya budi kita ya tuan
Nak berkisah kaya tutur bicara
Kalau tinggi untung jadi bintang
Oh... oh... oh...
Kalau rendah masih jadi intan

[koor]
Yang kurik kundi yang merah saga
Baik budi indahlah bahasa
Oh... oh... oh...
Pantun lama tinggi kiasannya

----foto dari sitizone.com----

Tidak ada komentar: