Mobile Edition

Rabu, 04 November 2009

Andai googling bisa seenak ini

Biasanya malam selalu sunyi di sini, paling-paling cuma desiran angin atau bisa juga suara anak tikus yang sayup-sayup terdengar di balik jendela. Tapi tadi malam entah kenapa rasanya ada suara-suara lain yang menemani tidurku. Mulai dari suara merdu mendayu-dayu sampai suara melengking a la rocker hadir malam itu. Ahaa.....radio (yang ada di HP) yang sudah diaktifkan speaker-phone-nya rupaya lupa dimatikan sebelum tidur.

Dalam tidur saya masih bisa mendengar satu persatu lagu bergulir. Yakin deh ini bukan tidur namanya.
Lagu-lagu terdengar enak malam itu, sampai tiba gilirannya satu lagu yang dari dulu susah sekali mencari tahu judul dan penyanyinya. Itu lagu dari sebuah grup musik slow-rock luar negri yang dibawakan dengan sangat indah oleh vokalisnya. Saya tahu lagu ini karena menurut salah survei di salah satu stasiun TV lokal di Jakarta, lagu ini adalah lagu dengan lirik cinta terbaik. Halah... cowok-cowok gondrong menghamba akan cinta.

Rasa penasaran akan lagu itu membuat saya harus bangkit dari tempat tidur. Waktu menunjukkan pukul 00:43. Belum terlalu pagi untuk online, googling. Tapi bagaimana cara mencari file lagu bila judul dan penyanyi tidak tahu sama sekali.

Iseng-iseng saya coba ketikkan not angka di situs pencarian itu. Hasilnya ngaco, tidak ada yang memuaskan, yang keluar malah peta hasil pencarian GoogleMaps. Angka-angka yang saya masukkan dianggap sebagai koordinat muka bumi. Bah!! Bukan itu yang saya mau.


Tiba-tiba terpikir sebuah request aneh dari saya kepada abang Google. Saya berharap search-engine yang satu ini bisa meng-upgrade kemampuannya, sebuah kehebatan baru dimana potongan nada bisa dijadikan sebagai input pencarian. Jika kita punya sepotong susunan not sebuah lagu maka search engine akan menampilkan lagu atau sample sound yang mirip dengan potongan susunan not itu. Input value itu bisa saja berupa unggahan file foto not balok, atau berupa file berformat MID, SIB, TAB, TEF, WAV, atau format apapun yang isinya dapat diekstrak menjadi informasi diskrit.

Mungkin agak mengada-ada keinginan saya ini, tapi mungkin saja ini telah dipikirkan oleh orang-orang di luar sana. Atau bahkan memang sudah ada situs yang punya kemampuan seperti ini. Saya saja mungkin yang belum tahu.

Toh pada dasarnya, nada-nada adalah kumpulan bunyi yang dibangun oleh bunyi berfrekuensi teratur, yang dalam dunia digital dapat diubah menjadi besaran terkuantisasi. Percayakan saja pada komputer untuk memproses besaran-besaran diskrit seperti ini. Tinggal sekarang bagaimana internet bisa menyimpan nada-nada dominan semua lagu ke dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga potongan-potongan bunyi dalam lagu bisa saling diperbandingkan. (Sssstt... buat yang ngerti tentang Signal Processing dan Pengolahan Data Digital, tolong jangan ketawain teori saya ini ya..)

Maka jangan heran, suatu saat nanti, bila seorang pengarang akan membuat intro sebuah lagu maka dia dapat terlebih dahulu meng-googling apakah sudah ada orang lain yang membuat lagu dengan intro seperti itu. Bukannya tidak mungkin lagu dolanan anak-anak Indonesia ternyata sudah ada yang mirip dengan karya besar komponis dunia (ada gak ya?). Bisa jadi ada lagu wajib nasional kita yang mirip dengan lagu daerah Indonesia juga. Lebih jauh, bisa saja setiap orang bisa mengklaim model keroncongan perutnya sama persis dengan reff lagu hits yang bertengger di puncak chart (beda musim, beda pula model keroncongannya). Siapa tahu orkes ajaib yang dikumandangkan oleh cacing-cacing dalam perut ini ternyata berupa nada-nada sederhana yang bila diiringi gitar mungkin bisa diajak ngamen.

Ah...sudah..sudah..sudah. Mau tidur nih...

Tidak ada komentar: