Mobile Edition

Sabtu, 31 Oktober 2009

Membalut Semua Indra Akal Fikirku

Bicara tentang lagu Ebiet G. Ade adalah bicara tentang musikalitas puisi. Puisi-puisi indah dapat disarikan dengan baik dalam bentuk lagu. Sebuah interpretasi luar biasa dari buah renungan seorang melankolik.

Lagu tentang alam dibuat sangat deskriptif menggambarkan keindahan, atau bahkan musibah. Lagu-lagu religius dibawakan tanpa terlalu text-book mengacu kepada kitab suci. Lagu-lagu cintapun jadi tampil elok tanpa harus mengobral bualan-bualan muluk akan perempuan. Semuanya pas pada kadarnya. Begitulah Ebiet G. Ade meramu.

Saya sudah lama suka dengan lagu-lagu Ebiet, bukan saja karena liriknya yang indah atau suaranya yang jernih, tapi lebih kepada nuansa yang tercipta ketika lagu-lagu itu dinyanyikan.

Ada banyak lagu-lagu bagus yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Tapi dari sekian banyak lagu, ada beberapa lagu yang paling sering saya nyanyikan di rumah, diiringi gitar ketika PLN iseng mematikan listrik di seluruh komplek rumahku. Sebut saja lagu Camelia I - IV, Sketsa Rembulan Emas, Masih Ada Waktu, Ada Sisa-sisa Suara, Seraut Wajah, Menjaring Matahari, Berita Kepada Kawan, Titip Rindu Buat Ayah, dan Isyu.

Di sini saya coba mencuplik salah satu lirik lagunya. Lagu yang buat saya sangat simple, mungkin karena ada banyak akor mayor di dalamnya.

Judul: Ada Sisa-sisa Suara
Artis: Ebiet G. Ade
Album: Sketsa Rembulan Emas
Tahun: 1988

Ada sisa-sisa suara yang bergema dalam dada
Aku tak mendengar apapun, gemuruh di luar pintu,
ia terus mengejarku, ia terus menghatuiku
Mengendalikan seluruh gerak dan naluriku

Ada akal yang masih bening, ada budi yang masih jernih
Bertarung serentak bergumul bola-bola api,
ia terus membelenggu, ia ingin melukaiku,
membalut semua indra akal fikirku

Ada yang tak dapat aku lepas meskipun berulang aku coba
Waktu berputar semakin cepat, aku telah jauh tertinggal
Ada yang tak pantas aku sandang, setumpuk penghargaan
Lebih baik kutelan kata-kataku, angan-anganku

Ada akal yang masih bening, ada budi yang masih jernih
Bertarung serentak bergumul bola-bola api,
ia terus membelenggu, ia ingin melukaiku,
membalut semua indra akal fikirku

Ada yang tak dapat aku lepas meskipun berulang aku coba
Waktu berputar semakin cepat, aku telah jauh tertinggal
Ada yang tak pantas aku sandang, setumpuk penghargaan
Lebih baik kutelan kata-kataku, angan-anganku

***foto dari ebietgade.com***

Tidak ada komentar: