Mobile Edition

Jumat, 17 Juli 2009

God Bless 36th



Akhirnya God Bless mengeluarkan album lagi, setelah absen selama 12 tahun. Musisi-musisi tua ini ternyata belum luntur semangatnya.

Majalah Rolling Stone edisi 49 (Mei 2009) mengupas tuntas tentang album baru ini. Cover majalah itu dan CD yang disertakan cukup untuk membuat saya penasaran akan apa yang bakal disajikan God Bless kali. Tanpa pikir panjang saya langsung ambil majalah itu dari rak buku di toko buku itu. Cuma tinggal dua.



Pada bonus CD di majalah itu terdapat 4 lagu yaitu N.A.T.O., Prahara Timur Tengah, Pudar, dan Biarkan Hijau. Tidak puas dengan 4 lagu ini saya langsung berburu ke toko kaset yang bertetanggaan dengan toko buku itu. Hmm.. tapi saya harus bersabar. "Belum datang", begitu kata penjaga tokonya. Ya sudah.

Beberapa hari setelah itu dapat juga versi fullnya. Di rumah langsung di-ripping supaya esok hari bisa jadi teman melamun di perjalanan ke kantor.

Banyak lagu yang tidak bisa dilewatkan. Apalagi lagu Jalan Pulang, Prahara Timur Tengah, Pudar, Rock'n Roll Hidupku, Sahabat, dan N.A.T.O., dan Karna Kuingin Kau Bahagia. Lagu Prahara Timur Tengah paling ear-catching buat saya, bas dan kibornya tidak malu-malu di lagu ini. Lagu Sahabat bernuansa funky yang liriknya tentang anjingnya Ian Antono. Lagu Rock'n Roll Hidupku bentuk musiknya sudah pasti tercermin dari judulnya, bagus buat meng-upgrade mood pagi hari. Masing-masing lagu punya ciri tersendiri, tapi menurut saya, lagu Karna Kuingin Kau Bahagia dan Pudar bakal bisa jadi hit. Lagu Pudar memiliki keindahan harmoni akustik gitar, yang dibuat Ian Antono untuk lagu ini.

Pudar
(Lagu: Ian Antono, Lirik: Cahya Sadar)

Berat bagiku 'tuk melupakan
hari hari manis dan indah bersamamu
Berat bagiku 'tuk mengucapkan
kata berpisah yang tak sanggup lagi kusimpan

Telah lama kucoba 'tuk pertahankan cinta ini
hingga ku lelah dan terhenti

Namun masihkah ada yang pantas kita pertahankan
kala lilin cinta mulai memudar sirna

Namun masihkah ada yang pantas kita pertahankan
kala lilin cinta mulai memudar sirna

Namun masihkah ada hangat untuk didekap
kala peluh cinta sudah dingin tanpa aura...kasih

Tidak ada komentar: