
Beberapa bulan setelah itu, saya ingat saya harus mengulang-ulang mendengar salah satu album Iwan Fals yang baru ngetop waktu itu: Kantata Takwa. Mengulang-ulang karena ketagihan. Saya dapat album ini juga hasil karena hasil berkelana ke rumah teman sekelas (..tetep gak modal). Saya tidak tahu apakah album ini termasuk dalam diskografi resmi Iwan Fals sebagai album personal atau tidak. Tapi yang pasti ini adalah salah satu album yang luar biasa. Musiknya yang megah membuat saya kagum. Saking kagumnya saya tidak merasa harus memainkan lagu-lagu itu dalam satu gitar. Bahkan mencari akornya pun tak berminat. Takut merusak kemegahannya :-) Saya cukup dengarkan saja sambil berkhayal menjadi Iwan Fals di panggung. Itu sudah cukup keren.
Saya baca di blog mas Jockie Suryoprayogo bagaimana sejarah munculnya album ini. Mengagumkan. Tangan dingin dan bakat2 istimewa dari musisi lokal waktu itu menghasilkan salah satu karya fenomenal. Setiawan Djody, WS Rendra, Jockie S, Sawung Jabo, dan Iwan Fals menjadi roh album ini. Selain meraka, di level eksekusi ada Inisisri, Eet Sjahranie, Donny Fatah, Totok Tewel, dan Raidy Noor (main gitar akustiknya halus). Dari nama-nama yang bukan anak kemarin sore ini sudah bisa ditebak seperti apa kualitas musik akan akan lahir.
Semua lagu di album ini sangat berkesan buat saya, mulai dari Kantata Takwa, Orang-orang Kalah, Kesaksian, Rajawali, dan Air Mata. Disini saya ingin mencuplik lirik dari salah satu lagu di album itu: Sang Petualang. Lirik yang sangat kuat menurut saya.

Laut biru begitu lapang
Dan gelombang menghalau bosan
Petualang bergerak tenang
Melihat diri untuk pergi lagi
Ya sejenak hanya sejenak
Ia membelai semua luka
Yang sekejap hanya sekejap
Ia merintih pada samudera
Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap
Petualang merasa sunyi
Sendiri di hitam hari
Petualang jatuh terkapar
Namun semangatnya masih berkobar
Petualang merasa sepi / merasa sunyi
Sendiri dikelam hari
Petualang jatuh terkulai
Namun semangatnya bagai matahari
Sebebas camar engkau berteriak
Setabah nelayan menembus badai
Seikhlas karang menunggu ombak
Seperti lautan engkau bersikap
Ya sang petualang terjaga
Ya sang petualang bergerak
Ya sang petualang terkapar
Ya sang petualang sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar